Saat ini CT scan merupakan prosedur pilihan baik untuk pasien anak maupun dewasa. Angka ruptur limpa yang lambat adalah kurang dari 1 persen dari lebih 600 orang pasien.
Penatalaksanaan
Akhir-akhir ini perbaikan limpa secara operatif maupun terapi non-operatif menjadi populer, baik di pusat perawatan anak-anak atau orang dewasa, karena angka infeksi pasca splenektomi yang berlebihan (overwhelming post splenectomy infection = OPSI) cukup bermakna pada anak-anak, tapi tercatat lebih rendah pada orang dewasa. Terapi pada anak berdasar penggolongan umur merupakan metode terapi pilihan. Sembilan puluh persen anak ditangani tanpa operasi. Prinsip yang sama sekarang diterapkan pada orang dewasa dengan tingkatan yang lebih besar. Tiga puluh satu persen gagal dalam observasi, kemudian perlu dilakukan operasi untuk mengatasi perdarahan.
Bila terapi operasi harus dipilih, splenorafi dapat dilakukan dengan memberikan zat-zat hemostatik topikal, dijahit, atau splenektomi parsial cedera devaskularisasi. Kontraindikasi tindakan penyelamatan limpa ialah kondisi pasien yang tidak stabil, avulsi limpa, atau fragmentasi yang luas dan ccdera pembuluh darah hilus yang luas serta kegagalan mencapai hemostasis.
Pendekatan rasional pada masalah ini adalah pemeliharaan limpa pada pasien-pasien tertentu secara hati-hati saat operasi. Prosedur ini termasuk (1) laserasi kapsul yang tidak berdarah, tidat'perlu diterapi, (2) pemakaian kolagen mikrofibril atau zat-zat lain untuk laserasi kecil dengan perdarahan sedikit, (3) jahitan untuk cedera yang luas, (4) splenektomi parsial untuk cedera yang tidak melibatkan hilus. Seperti yang direkomendasikan Traub dan Perry, kontraindikasi tindakan penyelamatan limpa adalah: ( 1 ) pasien yang tidak stabil karena discrtai dengan cedcra besar lain, (2) avulsi limpa atau fragmentasi yang luas, (3) kegagalan mencapai hemostasis. Kontraindikasi relatif termasuk kontaminasi peritoneal oleh cedera usus yang bersamaan, dan ruptur limpa yang sakit.
Banyak penulis menganjurkan pemberian penisilin profilaksis setelah splenektomi sampai anak berusia 5 tahun, bahkan beberapa sampai rcmaja. Vaksinasi pneumokokus dan H. influenza juga dianjurkan setelah splenektomi. Pasien tanpa limpa harus segera dibawa ke dokter ketika mulai demam. Mortalitas setelah splenektomi berkisar 10%, terutama tergantung pada terdapatnya cedera lain, mekanisme cedera, umur pasien, adanya syok saat masuk perawatan.
Pustaka
Intisari Prinsip Prinsip Ilmu Bedah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar