Ultrafiltrasi
Filtrasi adalah proses ginjal dalam menghasilkan urine. Filtrasi plasma terjadi ketika darah melewati kapiler dari glomerulus. Dari proses ultrafiltrasi ini, filtrat glomerular kira-kira 180 liter per hari. Dan volume ini, 99% direabsorpsi oleh ginjal. Oleh karena kemampuan ginjal yang luar biasa untuk mengabsorpsi, rata-rata haluaran urine per hari (orang dewasa) hanya 1-2 liter dari volume filtrat glomerular yang berjumlah 180 liter per hari. Ultrafiltrasi diukur sebagai laju filtrasi glomerulus (glomerular filtration rate, GFR). Secara klinis, GFR diartikan sebagai jumlah filtrat glomerular yang dihasilkan dalam satu menit. GFR pada orang dewasa kira-kira 125 ml per menit (7,5 liter per jam).
Kedua ginjal menerima sekitar 20% dari curah jantung yang dapat membuat kecepatan aliran darah ginjal sebanyak 1.200 ml per menit. Aliran darah yang sangat cepat ini memang melampaui kebutuhan oksigen dan metabolik ginjal, tetapi diperlukan karena memperlancar ekskresi sisa metabolik. Oleh karena itu, gangguan curah jantung yang berat atau berlangsung lama, atau gangguan perfusi ginjal dapat memengaruhi pembentukan urine dan kelangsungan hidup sel yang berfungsi mempertahankan keseimbangan Iingkungan internal tubuh.
Kemampuan ginjal untuk mempertahankan air dan elektrolit (melalui reabsorpsi) juga sangat penting dalam kelangsungan hidup seseorang. Tanpa kemampuan ini, seseorang dapat meng alami kekurangan air dan elektrolit dalam 3-4 menit. Tubulus kontortus proksimal mereabsorpsi 85-90% air yang ada dalam ultrafiltrat, 80% dari natrium; sebagian besar kalium, bikarbonat, klorida, fosfat, glukosa, dan asam amino. Tubulus kontortus distal dan tubulus koligentes menghasilkan urine.
Mekanisme lain yang dapat mencegah berkurangnya air dan elektrolit adalah endokrin atau respons hormonal. Hormon antidiuretik (ADH) adalah contoh klasik bagaimana hormon mengatur keseimbangan air dan elektrolit. ADH adalah hormon yang dihasilkan oleh hipotalamus, disimpan dan dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis sebagai respons terhadap perubahan dalam osmolalitas plasma. Osmolaritas adalah konsentrasi ion dalam suatu larutan. Dalam hal ini, larutannya adalah darah. Apabila asupan air menjadi kurang atau air banyak yang hilang, ADH akan dikeluarkan sehingga membuat ginjal menahan air. ADH memengaruhi nefron bagian distal untuk memperlancar permeabilitas air sehingga lebih banyak air yang direabsorpsi dan dikembalikan ke dalam sirkulasi darah.
Ginjal mempertahankan keseimbangan fisiologis dengan mengatur komposisi cairan dan pelarut dalam darah. Ginjal memakai tiga proses yang kompleks, yaitu proses filtrasi, proses reabsorpsi, dan proses sekresi. Filtrasi terjadi dalam kapsula Bowman. Reabsorpsi dan sekresi terjadi dalam tubulds dan duktus koligentes.
Keseimbangan Elektrolit
Sebagian besar elektrolit yang dikeluarkan dari kapsula Bowman direabsorpsi dalam tubulus proksimal. Konsentrasi elektrolit yang felah direabsorpsi diatur dalam tubulus distal di bawah pengaruh hormon aldosteron dan ADH. Mekanisme yang membuat elektrolit bergerak menyeberangi membran tabula adalah mekanisme aktif dan pasif. Gerakan pasif terjadi apabila ada perbedaan konsentrasi molekul. Molekul bergerak dari area yang berkonsentrasi tinggi ke area yang berkonsentrasi rendah. Gerakan aktif memerlukan energi dan dapat membuat molekul bergerak tanpa memperhatikan tingkat konsentrasi molekul. Dengan gerakan aktif dan pasif ini, ginjal dapat mempertahankan keseimbangan elektrolit yang optimal sehingga menjainin fungsi normal sel.
Pemeliharaan Keseimbangan Asam-Basa
Agar sel dapat berfungsi normal, perlu juga dipertahankan pH plasma 7,35 untuk darah vena dan pH 7,45 untuk darah arteria. Keseimbangan ini dapat dicapai dengan mempertahankan rasio darah bikarbonat dan karbon dioksida pada 20:1. Ginjal dan paru-paru bekerja lama untuk mempertahankan rasio ini. Paruparu bekerja dengan menyesuaikan jumlah karbon dioksida dalam darah. Ginjal menyekresi atau menahan bikarbonat dan ion hidrogen sebagai respons terhadap pH darah.
Eritropoiesis
Ginjal mempunyai peranan yang sangat penting dalam produksi eritrosit. Ginjal memproduksi enzim yang disebut faktor eritropoietin yang mengaktifkan eritropoietin, hormon yang dihasilkan hepar. Fungsi eritropoietin adalah menstimulasi sumsum tulang untuk memproduksi sel darah, terutama sel darah merah. Tanpa eritropoietin, sumsum tulang pasien penyakit hepar atau ginjal tidak dapat memproduksi sel darah merah.
Regulasi Kalsium dan Fosfor
Salah satu fungsi penting ginjal adalah mengatur kalsium serum dan fosfor. Kalsium sangat penting untuk pembentukan tulang, pertumbuhan sel, pembekuan darah, respons hormon, dan aktivitas listrik selular. Ginjal adalah pengatur utama keseimbangan kalsium-fosfor. Ginjal melakukan hal ini dengan mengubah vitamin D dalam usus (dari makanan) ke bentuk yang lebih aktif, yaitu 1,25-dihidrovitamin D3. Ginjal meningkatkan kecepatan konversi vitamin D jika kadar kalsium atau fosforus serum menurun. Vitamin D molekul yang aktif
Regulasi Tekanan Darah
Ginjal mempunyai peranan aktif dalam pengaturan tekanan darah, terutama dengan mengatur volume plasma dan tonus vaskular (pembuluh darah). Volume plasma dipertahankan melalui reabsorpsi air dan pengendalian komposisi cairan ekstraselular (mis., terjadi dehidrasi). Korteks adrenal mengeluarkan aldosteron. Aldosteron membuat ginjal menahan natrium yang dapat mengakibatkan reabsorpsi air.
Modifikasi tonus vaskular oleh ginjal dapat juga mengatur tekanan darah. Hal ini dilakukan terutama oleh sistem reninangiotensin aldosteron. Renin adalah hormon yang dikeluarkan oleh juksta glomeruli dari nefron sebagai respons terhadap berkurangnya natrium, hipoperfusi arteri renal, atau stimulasi saraf renal melalui jaras simpatis waktu tekanan darah menurun, Renin menstimulasi konversi angiotensinogen (zat yang dikeluarkan hepar) ke angiotensin I. Konversi angiotensin I ke angiotensin II oleh enzim pengubah angiotensin dari paru-paru, menghasilkan vasokonstriksi umum yang kuat. Mekanisme ini dapat membuat tekanan darah meningkat.
Prostaglandin dan bradikinin merupakan hormon yang dihasilkan ginjal, juga membantu meningkatkan tekanan darah. Kedua hormon ini dikeluarkan sebagai respons terhadap iskemia ginjal, adanya ADH dan angiotensin II, serta stimulasi simpatis.
Ekskresi Sisa Metabolik dan Toksin
Sisa metabolik dieksresikan dalam filtrat glomerular. Kreatinin dieksresikan ke dalam urine tanpa diubah. Sisa yang lain seperti urea, mengalami reabsorpsi waktu melewati nefron.
Biasanya, obat dikeluarkan melalui ginjal atau diubah dulu di hepar ke dalam bentuk inaktif, kemudian diekskresi oleh ginjal. Oleh karena ginjal berperan dalam ekskresi obat, ada obat yang dikontraindikasi apabila fungsi ginjal mengalami gangguan.
Miksi
Miksi (mengeluarkan urine) adalah suatu proses sensori-motorik yang kompleks. Urine mengalir dari pelvis ginjal, kemudian kedua ureter dengan gerakan peristalsis. Rasa ingin berkemih akan timbul apabila kandung kemih berisi urine sebanyak 200-300 ml. Saat dinding kandung kemih mengencang, baroseptor (saraf sensori yang distimulasi oleh tekanan) akan membuat .kandung kemih berkontraksi. Otot sfingter eksternal berelaksasi dan urine keluar. Otot sfingter eksternal dapat dikendalikan secara volunter sehingga urine tetap tidak keluar walaupun dinding kandung kemih sudah berkontraksi.
Pustaka
Klien Gangguan Ginjal Oleh Mary Baradero, SPC, MN, Mary Wilfrid Dayrit, SPC, MAN & Yakobus Siswadi, MSN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar