Pada uraian berikut ini akan dijelaskan masing-masing sel darah putih, baik yang termasuk granulosit maupun agranulosit.
a) Eosinofil
Eosinofil berjumlah sekitar 2-4% dari jumlah leukosit. Eosinofil tampak berwarna merah pada pewarnaan MGG.
b) Basofil
Basofil berjumlah sekitar 0,5-1% dari jumlah leukosit. Basofil merupakan leukosit yang memiliki kemampuan untuk berikatan dengan zat warna base. Basofil mengandung heparin dan histamin. Heparin merupakan zat yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan di dalam pernbuluh darah. Adanya kandungan histamin pada basofil menyebabkan basofil tampak berwarna biru pada pewarnaan MGG karena histamin bersifat base.
c) Neutrofil
Neutrofil merupakan set yang paling banyak di antara sel-sel lainnya, yaitu sekitar 60--70% dari jumlah leukosit. Pada scat terjadinya infeksi, misalnya infeksi oleh bakteri, jumlah neutrofil dapat meningkat. Peristiwa peningkatan jumlah neutrofil disebut leukositas. Neutrofil tampak netral pada pewarnaan MGG.
d) Monosit
Monosit merupakan sel-sel leukosit yang bersifat fagosit. Monosit berukuran paling besar dibanding sel-sel leukosit lainnya. Inti sel monosit biasanya tampak seperti kacang merah karena rnerriliki bagian yang melekuk. Monosit biasanya bersifat aktif yang dapat bergerak berputar dalam aliran darah pada kecepatan tinggi. Monosit termasuk salah saw bagian Mat pertahanan tubuh untuk melawan kuman, seperti kuman penyebab TBC, tifus, dan malaria.
e) Limfosit
Limfosit merupakan sel-sel leukosit kedua terbanyak setelah neutrofil, yaitu sekitar 20-25% dari jumlah leukosit. Limfosit dapat dibedakan menjadi limfosit T (limfosit tirnus) clan limfosit B. Limfosit T berfungsi untuk menghancurkan sel-sel yang terserang virus, sedangkan limfosit B berfungsi dalam pembentukan antibodi. Limfosit dibentuk di dalam limpa. Dengan bertambahnya usia, jumlah limfosit menurun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar