a. Fungsi proteksi
Kulit merupakan bagian luar tubuh yang menutupi organ-organ tubuh manusia. Berdasarkan lokasinya, ketebalan kulit berbeda-beda, sesuai dengan fungsinya. Misalnya, kulit telapak kaki merupakan kulit yang tebal, sedangkan kulit bibir, dada, dan paha kulit tampak lebih tipis. Kadang-kadang di bagian kulit yang tipis, secara transparan, tampak pembuluh darah.
Telapak kaki berfungsi menahan beban tubuh. Karenanya harus memiliki lapisan selaput tanduk yang tebal. Kulit bagian punggung lebih tebal dibandingkan dengan kulit dada. Kulit tangan yang sering terpajan (terpapar) sabun, minyak, dan sebagainya juga mengalami penebalan. Contohnya kulit telapak tangan. Bagian kulit yang sering tertekan atau digaruk akan menebal (kapalan) setempat. Hal ini terjadi akibat sifat atau fungsi proteksi kulit.
Fungsi proteksi terjadi karena beberapa hal:
1. Kehadiran selaput tanduk yang bersifat waterproof atau kedap air, sehingga manusia tidak menggelembung ketika berenang.
2. Keasaman (pH) kulit akibat keringat dan lemak kulit (sebum) menahan dan menekan bakteri dan jamur yang berkeliaran di sekitar kulit.
3. Jaringan kolagen dan jaringan lemak menahan atau melindungi organ tubuh dari benturan.
b. Fungsi absorbsi (penyerapan)
Kulit bayi dan anak lebih tipis dibandingkan dengan kulit orang dewasa. Kulit orang dewasa, sesuai dengan fungsi proteksi, berkembang menjadi pelindung yang sempurna. Setelah menjadi tua, kulit kembali menipis. Namun, tipisnya berbeda dengan kulit bayi atau anak. Kulit orang tua yang menipis diikuti oleh menipisnya lapisan epidermis (kulit ari) dan dermis (kulit jangat). Karena keduanya menipis, kulit menjadi kering dan keriput. Sedangkan kulit bayi dan anak, tipisnya kedua jaringan tersebut karena belum tumbuh secara optimal. Kulit luarnya saja yang tipis, itu pun hanya di bagian selaput tanduknya (selaput paling luar kulit ari), tetapi lapisan dalam epidermis dan lapisan jangatnya normal. Akibatnya, kulit bayi dan anak-anak lebih elastis, lembut, dan enak dipandang, akibat tipisnya lapisan kulit, penyerapan pada orang tua dan anak-anak lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Dari itu, pemberian obat oles untuk kulit bayi dan orang tua harus dilakukan dengan hati-hati. Pemakaian yang sembrono akan menimbulkan efek samping yang merugikan. Di sisi lain, akibat terjadinya penyerapan oleh kulit, pengobatan yang dibubuhkan atau dioleskan ke kulit dapat diteruskan oleh pori-pori ke tempat yang sakit, walaupun daya serap obat melalui kulit lebih kecil dampaknya dibandingkan dengan cara diminum atau disuntikkan.
c. Fungsi ekskresi
Fungsi ekskresi terjadi karena adanya kelenjar keringat. Racun dan sisa-sisa metabolisme di dalam tubuh bisa dibuang melalui banyak cara, seperti melalui urine (air seni), feses (tinja), empedu, dan keringat. Jika seseorang mengalami gangguan kencing atau saluran kemihnya macet, keringat akan mengandung banyak racun dan sisa metabolisme yang tidak terpakai. Akibatnya, bau keringat rnenjadi tidak sedap.
d. Fungsi pengatur tubuh
Disebut memiliki fungsi pengatur tubuh, karena adanya kelenjar keringat dan pembuluh darah kapiler di dalam kulit jangat. Jika udara sedang panas, keringat akan keluar dan menguap. Akibatnya, panas tubuh terserap sehingga udara terasa lebih sejuk. Sebaliknya jika udara sangat dingin, pembuluh darah menguncup (menciut) agar panas tubuh tidak banyak keluar atau tertahan, sehingga tubuh secara otomatis bisa mengatasi persoalan udara dingin.
Sumber Pustaka
Merawat Kulit & Wajah Oleh dr. Maria Dwikarya, DSKK
Tidak ada komentar:
Posting Komentar