Kamis, 28 Oktober 2010

Kanker prostat

Kanker prostat adalah kanker yang paling umum pada pria; merupakan penyebab kematian kedua yang paling sering akibat kanker pada pria Amerika yang berusia lebih dari 55 tahun; dan merupakan kanker yang paling prevalen pada pria Afrika-Amerika. Sekitar 1 pada 11 pria di Amerika Serikat akan mengalami kanker prostat.

MANIFESTASI KLINIS
Tahap Dini
I. Biasanya asimtomatik.
2. Nodul teraba didalam substan dari kelenjar atau pengerasan ekstensif pada lobus posterior.

Tahap Lanjut
1. Lesi "keras bagai batu" dan terfiksasi.
2. Gejala-Gejala obstruksi terjadi pada tahap akhir dari penyakit; sering dan sulit berkemih, retensi urine, penurunan ukuran dan kekuatan dari aliran urine.
3. Bermetastasis ke tulang, nodus limfe, otak, dan paru-paru.
4. Gejala-Gejala metastasis termasuk nyeri punggung, nyeri pinggul, rasa taknyaman pada perineal dan rektal, anemia, penurunan berat badan, kelemahan, mual, dan oliguria; hematuria mungkin merupakan akibat dari invasi pada uretral atau kandung kemih.

Deteksi Dini
Setiap pria yang bcrusia diatas 40 tahun harus menjalani pemeriksaan rektal digital scbagai bagian dari pemeriksain kesehatan rutinnya—kunci untuk angka kesembuhan yang lebih tinggi.

EVALUASI DIAGNOSTIK
Ditegakkan dengan pemeriksaan jaringan histologi, protatektomi terbuka, aspirasi jarum-halus.

PENATALAKSANAAN
Pengobatan didasarkan pada tahap dari penyakit dan pada usia serta gejala-gejala pasien. Konsentrasi antigen prostat-spesifik (PSA) digunakan untuk memantau respons pasien terhadap terapi kanker dan mendeteksi kemajuan setempat dan kekambuhan dini.

Prostatektomi Radikal
1. Pengangkatan prostat dan vesika seminalis.
2. Untuk pasien dengan penyakit yang secara potensial dapat disembuhkan dan harapan hidup 10 tahun atau lebih.
3. Mungkin dilanjutkan dengan orkhiektomi bilateral.
4. Impotensi seksual terjadi setelah prostatektomi radikal dan inkontinen urine dalam berbagai tingkatan.

Terapi Radiasi
1. Jika kanker terdeteksi secara dini, pengobatannya mungkin terapi radiasi kuratif.
2. Terdapat preservasi potensi seksual yang lebih baik dan pasien yang masih muda mungkin lebih memilih untuk dilakukan modalitas terapi ini.

Terapi Hormonal
I. Metode kontrol ketimbang penyembuh.
2. Diselesaikan baik melalui orkhiektomi atau pemberian estrogen.
3. Dietilstilbestrol (DES) adalah jenis estrogen yang paling banyak digunakan.
4. Juga digunakan agonis luteinizing hormone realising hormone (LHRH) dan obat-obat antiandrogen seperti flutamid.

Terapi Lain
1. Bedah beku, untuk mereka yang tidak dapat mentoleransi pembcdahan secara fisik atau untuk kekambuhan.
2. Kemoterapi, mis., doksorubin, sisplatin, dan siklofosfamid.
3. Reseksi transuretral berulang (TUR) untuk menjaga agar uretra tetap paten; drainase kateter suRrapubik atau transuretral jika TUR tidak memungkinkan.

Disfungsi Seksual
1. Perlihatkan sensitivitas terhadap isu-isu tentang seksualitas sebagai akibat penyakit atau terapi yang membantu dalam proses rehabilitasi.
2. Bantu pasien dan keluarga untuk mengatasi diagnosa, perubahan dalam aktivitas yang biasanya dilakukan, ketidakpastian tentang masa yang akan datang.

PROSES KEPERAWATAN UNTUK PASIEN YANG MENJALANI PROSTATEKTOMI

Pengkajian
Kumpulkan riwayat kesehatan yang lengkap dengan menekankan pada fungsi perkemihan.
Diagnosa Keperawatan Utama: Preoperatif
1. Ansietas yang berhubungan dengan ketidakmampuan untuk berkemih.
2. Nyeri yang berhubungan dengan distensi kandung kemih.
3. Kurang pengetahuan tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah dan protokol tindakan.

Diagnosa Keperawatan Utama: Pasca-operatif
1. Nyeri yang berhubungan dengan insisi pembedahan, pemasangan kateter, dan spasme kandung kemih.
2. Kurang pengetahuan tentang penatalaksanaan pasca-operatif dan masa penyembuhan.

Masalah-Masalah Kolaboratif
1. Hemoragi.
2. In feksi.
3. Trombosis.
4. Obstruksi kateter.

Perencanaan dan Implementasi
Sasaran utama preoperatif dapat mencakup penurunan ansictas dan penyuluhan pasien tentang masalah prostatnya dan pengalaman perioperatif. Tujuan utama pasca-operatif mencakup koreksi gangguan volume cairan, penghilangan nyeri dan rasa taknyaman, pencegahan infeksi, kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri, dan tidak terdapatnya komplikasi.

Intervensi Keperawatan: Preoperatif REDUKSI ANSIETAS
1. Membina hubungan saling percaya dan profesional
2. Berikan dorongan untuk mengungkapkan perasaan-perasaan serta rasa keprihatinan.

MENGHILANGKAN NYERI
1. Tempatkan dalam tirah baring; berikan analgesik; lakukan tindakan penghilang ansietas.
2. Pasang kateter indwelling jika terjadi retensi urine.

Pustaka
Keperawatan Medikal- Bedah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar